Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Kopi dan Kontemplasi

Gambar
Kredit Foto: Dokumen Pribadi Beberapa jam yang lalu, notifikasi pesan muncul dari smartphone yang saya genggam. Pesan dari seorang kawan berisikan ajakan ngopi malam ini. Saya yakin dia sedang dilanda kesepian atau bahkan kebingungan. Jujur, dia jarang sekali mengajak saya ngopi sebelumnya, jadi wajar kalau saya berfikiran demikian. Bila saya jabarkan, kurang lebih seperti ini percakapan online kami: A: "Ayo ngopi" , ajak kawan saya itu. B: "Kapan" A: "Ntar malam bisa?" B: "Ayo" , saya mengiyakan karena memang tidak ada agenda untuk malam ini. A: "Dimana tempat yang enak buat ngobrol?" B: "Warkop biasanya boleh" , balas saya karena saya menghindari keruwetan memilih tempat. Pukul 19:00 saya sudah bersiap untuk berangkat, sembari mengabari kawan saya supaya tidak saling tunggu. Tidak lama, saya sudah sampai di warung yang telah kami sepakati. Ternyata kawan saya sudah menempati meja paling pojok sambil meng

Menilik Pola Ekonomi Masyarakat Desa

Gambar
Kredit Gambar: Halaman Awal Jurnal Jurnal Judul: Perilaku Ekonomi Masyarakat Desa: Kasus Kredit Pedesaan Indonesia Penulis: Hudiyanto Tebal: 6 halaman Penerbit: UNISIA (Journal UII) Tahun Terbit: 1988 Oleh: M. Shafwan Syafiq Jurnal ini merupakan jurnal yang ditulis oleh Hudiyanto. Beliau, adalah salah seorang dosen yang juga aktif sebagai staf peneliti pada Pusat Penelitian Pengembangan Pedesaan dan Kawasan (P3PK) UGM. Beberapa jurnal telah beliau rampungkan yang khusus membahas tentang pedesaan. Dalam pendahuluan jurnal ini, Hudiyanto menyebutkan segmentasi dalam sebuah kelompok masyarakat desa: masyarakat kaya dan masyarakat miskin. Segmentasi masyarakat yang termaktub sebagai disparitas mengenai pola pikir dan pola perilaku di antaranya. Pada dasarnya, masyarakat kaya diidentikkan dengan sifatnya yang rasional dan memikirkan kemajuan, sedangkan masyarakat miskin sebaliknya. Selanjutnya, Hudiyanto lebih menekankan pembahasan tentang masyarakat

Mahasiswa Depan Laptop Kalau Ngga Nugas Ya Nulis: Tidak Semudah Itu Ferguso

Gambar
Kredit foto: Dokumen pribadi Kata orang, menulis itu tak pernah mudah. Tapi banyak orang juga yang berpendapat kalau menulis itu mudah. Mana yang benar? Mulanya saya ingin sedikit bercerita tentang sengkarut kehidupan saya yang mulai melupakan kegiatan-kegiatan produktif. Kegiatan sehari-hari sebagai mahasiswa yang pada umumnya terjebak dalam zona nyaman dan bisa dikatakan kontraproduktif. Setiap hari cuma kuliah-nugas-ngopi-tidur dan kurang lebih seperti itu saja penjelasan secara umum dalam lingkaran siklusnya. Berangkat dari siklus kehidupan itu nampaknya secara tidak langsung membangun watak pragmatis dan malah semakin mengarah pada watak apatis sebagai mahasiswa pengabdi dosen dan pecandu rebahan kala weekend . Untungnya kesadaran untuk keluar dari zona nyaman baru-baru ini mulai saya bangun, tapi malah merasa kebingungan--kehidupan memang tak pernah semulus paha bintang iklan. Seperti sekarang ini, akhirnya mahasiswa seperti saya merasa susah, bingu

Pesta Demokrasi dan Harapan Masyarakat Indonesia

Gambar
Kredit foto: Poster Aksi Oleh: Muhammad Shafwan Syafiq Munculnya klaim “Dari banyaknya Pemilu, siapapun yang terpilih hidup saya ya seperti ini saja, tidak ada yang berbeda” apakah menjadi suatu hal yang wajar? Saya rasa klaim tersebut sangat tidak wajar, mengingat momentum Pemilu adalah salah satu momen untuk menentukan kepada siapa nasib bangsa kita akan diamanatkan 5 tahun kedepan. Terlebih lagi Pemilu 17 April 2019 mendatang menjadi Pemilu pertama yang dilakukan serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, hingga DPRD Kabupaten/Kota. Ya, tahun ini menyajikan pelaksaan Pemilu yang unik sepanjang catatan sejarah Bangsa Indonesia. Dari jadwal dan tahapan pemilu yang dikutip dari laman resmi KPU, bahwa masa kampanye sudah dimulai dari 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Yang sejatinya masa kampanye ini adalah waktu dimana paslon yang akan berkontestasi berebut dukungan massa guna mendapat suara di momen pemungutan suara kelak. Ma

Saya Kembali

Gambar
Tenang, ini tidak akan terlalu panjang. Anggap saja ini sebagai pembuka bagi kawan-kawan yang sedang membaca blog ini atau bahkan bagi saya sendiri supaya lebih giat lagi dalam dunia blogging, khususnya menulis. Saya ingin sedikit bercerita. Mulanya blog ini dibuat untuk memenuhi ujian praktik ketika saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, kurang lebih 5 tahun yang lalu. Walhasil ketika lulus dari jenjang pendidikan SMP blog ini tidak saya teruskan lagi. Ya begitulah akhir dari segala hal yang tidak kita mulai dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan keterpaksaan (yang satu ini jangan ditiru kawan). Memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Bentuk pencarian jati diri bagi remaja adalah suatu keniscayaan. Hanyut dalam euforia-euforia kecil yang bersifat fana menjadikan remaja selalu lupa dengan aktivitas yang mereka mulai demi menemukan apa yang mereka sebut dengan passion . Memang tidak semua seperti itu, tetapi ada bebera