Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Pagi dan Refleksi

Gambar
Kredit Gambar: google.com Saya, sebagai penulis hendak mengingatkan bahwa tulisan di bawah ini bukanlah tulisan-tulisan heroik seperti yang kawan-kawan harapkan.90% dari tulisan ini adalah curhatan saya dan pemaknaan saya terhadap apa yang saya alami. Untuk mencari tulisan yang lebih substansial kiranya kawan-kawan bisa mencari tulisan lain yang lebih wow. Pagi ini saya dibangunkan oleh kawan saya jauh lebih pagi daripada biasanya. Harusnya perkuliahan kami dimulai pada pukul 08.00 WIB. Mulanya saya begitu tidak sadar ketika kawan saya itu mengetuk pintu kamar saya, tanpa berpikir panjang saya ambil saja handuk dan langsung ke kamar mandi. Karena saya tidak mungkin menceritakan apa saja yang saya lakukan di dalam kamar mandi, maka saya akan menceritakan ketika saya selesai mandi. Keluar dari kamar mandi dan kembali ke kamar, saya mencoba menyalakan hp saya yang sedari subuh sedang saya isi baterainya. Saya tercengang ternyata jam di hp saya menunjukkan pukul 07.19 WIB. Beta

Prakapitalisme di Asia

Gambar
Kredit Gambar: Google/images Buku Judul: Prakapitalisme di Asia Judul Asli: The Interest of voiceless for east : Penulis: J.H. Boeke Penerjemah: D. Projosiswoyo Penerbit: Sinar Harapan Tempat Terbit: Jakarta Tahun Terbit: 1983 Tebal: 134 halaman Oleh: M. Shafwan Syafiq J.H. Boeke, seorang ahli Ilmu Ekonomi Timur asal Belanda, menulis buku ini sebagai pembahasan penyebab kemiskinan yang berkelanjutan dari abad pertengahan sampai berakhirnya Perang Dunia II. Boeke menitikberatkan pembahasan kemiskinan pada wilayah pedesaan Asia Timur, Selatan, dan Tenggara: Jepang, Indocina, Cina, dan Hindia Belanda (Jawa). Dalam buku ini, Boeke menjabarkan sebuah pergolakan yang terjadi pada sistem sosial-ekonomi. Pasalnya, dualisme ekonomi muncul pada tataran masyarakat pedesaan tradisional yang sudah mulai meninggalkan produksi untuk swasembada, dan berganti pada produksi untuk pertukaran (exchange) . Sebuah keadaan ketika sistem ekonomi kota yang mulai men

Mereka yang Tak Kasat Mata

Gambar
Kredit Foto: Dokumen Pribadi Rabu 9 Oktober 2019, harusnya hajatan kami (saya bersama kakak saya dan kawannya) sekadar membeli kain di Pasar Tanjung, tapi terasa kurang nikmat bila terlanjur keluar tanpa mampir ngopi . Mampirlah kami pada satu tempat lesehan pinggir jalan, bukan warung permanen, bahkan si empunya dagangan sekadar menggelar karpet dan beberapa barang dagangan di atas sepeda motor yang distandar tengah. Dua gelas teh hangat dan satu cangkir kopi hitam saya pesan sebagai teman perbincangan kami di lesehan emperan toko. Sambil duduk dan menunggu pesanan, saya mengamati keadaan sekitar. Tepat di samping saya, seorang anak mungil tengah tertidur lelap tanpa bantal dan hanya diselimuti kain sarung. Entah, pandangan saya terpaku pada si kecil ini. Saya memandangi wajah polos yang tampak dari lelapnya si kecil tertidur. Entah mimpi seperti apa yang tengah menghampiri tidurnya. Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, di dalam pasar saya menjumpai banyak hal serupa. Kegiat

Kajian Historis Bandit-bandit di Jawa 1850-1942

Gambar
Kredit Gambar: google.com Buku Judul: Bandit-bandit Pedesaan di Jawa: Studi Historis 1850-1942 Penulis: Suhartono Penerbit: Aditya Media Tempat Terbit: Yogyakarta Tahun Terbit: 1995 Tebal: 180 halaman ISBN: 979-539-052-x Oleh: M. Shafwan Syafiq Pada bagian Prakata, Suhartono menyampaikan bahwa penelitian dengan  judul "Perbanditan  Pedesaan di Jawa, 1850-1942 (Rural Banditry in Java, 1850-1942)" muncul dari penelitian dan disertasi Suhartono tentang "Apanage dan Bekel: Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta, 1830-1920". Dalam salah satu bab disertasinya, membahas tentang kerusuhan di pedesaan Surakarta. Untuk membahas perbanditan yang lebih kompleks, Suhartono menuliskannya dalam buku ini. Melalui buku ini, Suhartono menjabarkan siapa dan sebab apa masyarakat pribumi menjadi bandit. Suhartono menceritakan bandit dalam subjektivitas dari dua sudut pandang yang berbeda. Melalui sudut pandang kolonial yang menganggap bandit